Minggu, 02 Juni 2013

PEMBUKTIAN ASAM BASA DAN UNSUR HARA PADA ABU TANAMAN



II.                  TUJUAN PERCOBAAN            :
-          Untuk mengidentifikasi sifat air abu tanaman
-          Untuk mengidentifikasi unsur hara pada abu tanaman

III.                DASAR TEORI

Asam
Asam berasal dari bahasa latin, yaitu denfan ktaacidus yang artinya masam. Asam menurut Arrhenius adalah senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut air. Kekuatan asam ditentukan oleh banyak-sedikitnya ion hidrogen yang dihasilkan. Semakin banyak ion H+ yang dihasilkan, semakin kuat sifat asamnya.
Sifat asam
Suatu zat dapat dikatakan asam apabila zat tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a.    Memiliki rasa asam/masam/kecut jika dikecap.
b.    Menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air.
c.    Memiliki pH kurang dari 7 (pH < 7).
d.    Bersifat korosif, artinya dapat menyebabkan karat pada logam.
e.    Jika diuji dengan kertas lakmus, mengakibatkan perubahan warna sebagai
      berikut.
·         Lakmus biru -> berubah menjadi warna merah.
·         Lakmus merah -> tetap berwarna merah
f.    Menghantarkan arus listrik.
g.    Bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen.
Pengelompokan asam
Berdasarkan kekuatannya, asam itu terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a.    Asam kuat, yaitu asam yang banyak menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya).
b.    Asam lemah, adalah asam yang sedikit menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (hanya terionisasi sebagian).
Basa
Basa menurut Arrhenius ialah senyawa yang terlarut dalam air yang sudah menghasilkan ion hidroksida (OH). Semakin banyaknya jumlah ion OH yang dihasilkan, maka semakin kuat lah sifat basanya. Basa juga dapat menetralisasikan  asam (H+) dan menghasilkan air (H20

Karakteristik basa
Suatu zat dapat dikatakan basa jika zat tersebut punya sifat sebagai berikut.
a.    Rasanya itu Pahit dan terasa licin pada kulit.
b.    Apabila dilarutkan dalam air zat tersebut akan akan menghasilkan ion OH”.
c.    Memiliki pH di atas 7 (pH > 7).
d.   Bersifat elektrolit.
e.   Jika diuji menggunakan kertas lakmus akan memberikan hasil sebagai berikut.
•    Lakmus merah -> berubah warnanya menjadi biru.
•    Lakmus biru -> tetap berwarna biru
f.    Menetralkan sifat asam.
Pengelompokan basa
Berdasarkan kemampuan melepaskan ion OH”, basa dapat terbagi menjadi 2 yaitu :
a.    Basa kuat, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH dalam jumlah yang besar. Basa kuat biasanya disebut dengan istilah kausatik. Contohnya kayak Natrium hidroksida, Kalium hidroksida, dan Kalsium hidroksida.
b.    Sedangkan Basa lemah, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH” dalam jumlah kecil.Contohnya kayak ammonia.
Derajat Keasaman dan Kebasaan (pH dan pOH) 
-          pH = - log (H+
Analog dengan pH, konsentrasi ion OH– juga dapat dinyatakan dengan cara yang sama, yaitu pOH (Potenz Hydroxide) dinyatakan dengan persamaan berikut.
-          pOH = - log (OH-)
Derajat keasaman suatu zat (pH) ditunjukkan dengan skala 0—14.
a.         Larutan dengan pH < 7 bersifat asam.
b.         Larutan dengan pH = 7 bersifat netral.
c.         Larutan dengan pH > 7 bersifat basa.
INDIKATOR
Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, asamatau basa, atau netral. Alearts dan Santika (1984) melampirkan beberapaindikator dan perubahannya pada trayek PH tertentu, kegunaan indikatorini adalah untuk mengetahui berapa kira-kira PH suatu larutan.
Berikut ini ragam indikator.
- Indikator alami (terbuat dari zat warna alami tumbuhan)
Indikator alami hanya bisa menunjukkan apakah zat tersebut bersifat asam atau basa, tetapi tidak dapat menunjukan nilai pH-nya.

- Indikator sintetis
a.  Kertas lakmus. Indikator lakmus tidak dapat menunjukkan nilai pH, tetapi hanya mengidentlfikasikan apakah suatu zat bersifat basa atau asam. Jika lakmus berwarna merah berarti zat bersifat asam dan jika lakmus berwarna biru berarti lakmus bersifat basa.
- Indikator universal
yakni indikator yang punya warna standar yang berbeda untuk setiap nilai pH 1 - 14. Fungsi indikator universal adalah untuk memeriksa derajat keasaman (pH) suatu zat secara akurat. Mat yang termasuk indikator universal adalah pH meter yang menghasilkan data pembacaan indikator secara digital.
- Indikator, Skala Keasaman dan Kebasaan
Indikator adalah senyawa kompleks yang bisa bereaksi dengan asam dan basa. Indikator digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu zat bersifat asam atau basa. Selain itu, indikator juga digunakan untuk mengetahui titik tingkat kekuatan asam atau basa. Skala keasaman dan kebasaan ditunjukkan oleh besar-kecilnya nilai pH yang skalanya dari 0 sampai dengan 14. Semakin kecil nilai pH maka senyawa tersebut semakin asam. Sebaliknya, semakin besar nilai pH maka senyawa tersebut semakin bersifat basa.
Indikator dapat terbuat dari zat warna alami tanaman atau dibuat secara sintetis di laboratorium. Syarat dapat atau tidaknya suatu zat dijadikan indikator asam-basa adalah bisa terjadi perubahan warna apabila suatu indikator diteteskan pada larutan asam atau basa.
- pH Meter
Pengujian sifat larutan asam basa dapat juga menggunakan pH meter. Penggunaan alat ini dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan diuji, pada pH meter akan muncul angka skala yang menunjukkan pH larutan.
IV.                ALAT DAN BAHAN
a.       Alat

Alat
Ukuran
Jumlah

Kaleng


Gelas kimia
a.       50 ml
b.      200 ml
2 buah
2 buah
Spatula

1 buah
Lumpang

2 buah
Alu

1 buah
Tabung reaksi

4 buah
Corong

1 buah
Plat tetes

1 buah
Gelas Ukur
a.       10 ml
b.      50 ml
1buah
1 buah
b. Bahan
Bahan (ekstraksi)
Jumlah (ml)
Jumlah (tetes)

Bunga Karamunting
4 ml
8 tetes
Kunyit
4 ml
8 tetes
Kembang sepatu
4 ml
8 tetes
Abu Tanaman
4 ml
15 tetes
Kapur Sirih
4 ml
15 tetes
Cuka
4 ml
15 tetes
Air galon
4 ml
15 tetes

V.                  CARA KERJA

1.      Membakar sampah organik (serpihan kayu) sampai menjadi abu.
2.      Memasukkan abu hasil pembakaran dalamm wadah kaleng
3.      Mencampurkan abu dengan air dengan perandingan 1:2
4.      Mengendapkan larutan selama 1 malam
5.      Menyaring filtrat dengan endapannya , kemudian menguji dengan indikator alami seperti bunga karamunting , bunga sepatu , dan kunyit
6.      Amati warna dan tentukan sifat filtrat abu tersebut.
7.      Sebagai perbandingan untuk menentukan sifat larutan , dapat di buat dengan larutan asam cuka , larutan basa (air kapur) , dan larutan netral (air galon)
8.      Filtrat yang masih tersisa kemudian diuapkan , jika terdapat endapan , lakukan uji nala dengan cara membakar endapan , amati warna pembakaran.


VI.                HASIL PENGAMATAN
UJI AIR ABU

No.
Perlakuan
Warna 
1
Air abu
Bening
2
Air galon
Bening
3
Air kapur
Putih keruh
4
Air cuka
Bening
5
Indikator bunga karamunting
Ungu tua
6
Indikator kembang sepatu
Ungu muda
7
Indikator kunyit
Kuning tua

Setelah dilakukan uji asam basa


Kunyit
Bunga Karamunting
Kembang sepatu


Air Abu


Kuning Pudar

Coklat

Ungu

Larutan Cuka (asam)


Kuning terang

Merah Muda

Merah Terang

Air Kapur (basa)


Coklat Tua

Hijau Lumut

Hijau tua

Air Galon (netral)


Kuning Gelap

Coklat

Ungu



Gambar hasil pengamatan           :

(gambar 1.1)
UJI NYALA
(gambar 1.2)

Di bandingkan dengan Natrium Klorida yang di percikan ke api kompor
(gambar 1.3)




VII.              PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

Pada percobaan mengenai pembuktian asam basa dan unsur hara pada abu tanaman kali ini , melalui beberapa proses /langkah kerja.
Pertama-tama membakar sampah organik dalam hal ini serbuk kayu hingga menjadi abu, kemudian setelah menjadi abu , dimasukkan ke dalam wadah kaleng.
Abu tersebut di campurkan dengan air (perbandingan 1:2) , lalu kemudian larutan di endapkan selama satu malam.
Menyaring filtrat dengan endapannya , kemudian menguji dengan indikator alami seperti bunga karamunting, kembang sepatu , dan kunyit. Mengamati perubahan warnanya dan menentukan sifat filtrat abu tersebut. Sebagai perbandingan untuk menentukan sifat abu tersebut digunakan juga larutan asam (cuka) , air kapur (basa) , dan air galon (netral).
Filtrat yang masih tersisa kemudian diuapkan , jika terdapat endapan , lakukan uji nyala dengan membakar endapan.

Percobaan terbagi menjadi beberapa tahap , yakni di saat beberapa di antara anggota kelompok sedang menyaring filtrat air abu , yang lain melakukan pengekstrasian indikator alami.
Cara kerja nya ada lah pertama-tama menghaluskan indikator alami tersebut (bunga karamunting, kembang sepatu , kunyit) menggunakan lumpang dan alu.
Lalu kemudian menambahkan sedikit air pada indikator, kemudian menyaringnya untuk mendapatkan filtrat/ekstrak dari indikator tersebut.

Saat filtrat dari indikator alami dan air abu yang sudah di saring telah didapat, kemudian adalah meneteskan air abu , larutan asam (cuka) , larutan basa (air kapur) dan larutan netral(air galon) masing-masing 4 tetes pada plat tetes, setelah itu , dilanjutkan penetesan filtrat indikator alami.
Kemudian di tunggu beberapa saat hingga terjadi perubahan warna.
Setelah terjadi perubahan warna, di perhatikan trayek warna air abu.
Berdasarkan pengamatan warna , air abu mendekati dengan warna air kapur (basa) , dengan ini dapat di simpulkan bahwa sifat dari air abu adalah basa . (gambar 1.1)

Jika dikaitkan pada kehidupan sehari-hari inilah mengapa di wilayah Kalimantan Tengah , Palangkaraya khususnya , tanaman yang di tanam pada tanah bekas bakaran sampah organik akan tumbuh subur. Tanah gambut yag ber-pH >4,5 bersifat asam dan ada beberapa karakteristik tumbuhan yang tidak dapat tumbuh pada tanah yang ber-pH asam , ada nya abu dari bakaran sampah organik yang telah di ketahui bersifat basa lah yang mempengaruhi hal tersebut.
Tanah bekas bakaran subur di karenakan memiliki tingkat bahan organik yang tinggi
Abu tersebut mampu memacu pertumbuhan bibit pada daerah yg kadar asamnya tinggi (gambut) dgn cara menebarkan abu di permukaan tanah.

Kemudian berdasarkan langkah kerja terakhir, filtrat yang masih tersisa diuapkan, dan terdapat endapan kemudian kita uji nyala dengn cara membakar endapan, warna api yang terlihat adalah kuning dan terdapat sedikit percikan. Hal tersebut dikarenakan abu tanaman mengandung karbon dan kalium (logam alkali gol.IA)

Logam alkali memiliki sifat sangat reaktif. Logam alkali mempunyai spektrum emisi warna. Karena itulah ketika abu tanaman dipanaskan di atas nyala api, maka akan tampak warna kuning.

Selanjutnya dalam praktikum ini juga menguji warna nyala NaCl dengan langkah kerja kristal halus NaCl di percikan ke atas kompor yang menyala lalu kemudian di amati perubahan warna yang terjadi. Perubahan yang terjadi adalah awalnya api kompor berwarna biru , lalu setelah di percikan NaCl ke atasnya , terjadi perubahan warna yaitu nyala api kompor berubah menjadi biru ke kuningan.

Warna nyala dihasilkan dari pergerakan elektron dalam ion-ion logam yang terdapat dalam senyawa.Sebagai contoh, sebuah ion natrium dalam keadaan tidak tereksitasi memiliki struktur 1s22s22p6.
Jika dipanaskan, elektron-elektron akan mendapatkan energi dan bisa berpindah ke orbital kosong manapun pada level yang lebih tinggi – sebagai contoh, berpindah ke orbital 7s atau 6p atau 4d atau yang lainnya, tergantung pada berapa banyak energi yang diserap oleh elektron tertentu dari nyala.
Karena sekarang elektron-elektron berada pada level yang lebih tinggi dan lebih tidak stabil dari segi energi, maka elektron-elektron cenderung turun kembali ke level dimana sebelumnya mereka berada – tapi tidak musti sekaligus.
Sebuah elektron yang telah tereksitasi dari level 2p ke sebuah orbital pada level 7 misalnya, bisa turun kembali ke level 2p sekaligus. Perpindahan ini akan melepaskan sejumlah energi yang dapat dilihat sebagai cahaya dengan warna tertentu.
Akan tetapi, elektron tersebut bisa turun sampai dua tingkat (atau lebih) dari tingkat sebelumnya. Misalnya pada awalnya di level 5 kemudian turun sampai ke level 2.
Masing-masing perpindahan elektron ini melibatkan sejumlah energi tertentu yang dilepaskan sebagai energi cahaya, dan masing-masing memiliki warna tertentu.
Sebagai akibat dari semua perpindahan elektron ini, sebuah spektrum garis yang berwarna akan dihasilkan. Warna yang anda lihat adalah kombinasi dari semua warna individual.
Besarnya lompatan/perpindahan elektron dari segi energi, bervariasi dari satu ion logam ke ion logam lainnya. Ini berarti bahwa setiap logam yang berbeda akan memiliki pola garis-garis spektra yang berbeda, sehingga warna nyala yang berbeda pula.
Unsur Na yang berasal dari NaCl merupakan logam alkali yang memiliki sifat karakteristik warna nyala , ketika NaCl (garam dapur) di panaskan di atas nyala api warna api “kuning”. Hal ini di karenakan struktur atom Na tersusun dari inti yang dikelilingi oleh elektron-elektron. Elektron-elektron berada pada keadaan diskrit. Apabila atom Na di panaskan, elektron dapat tereksitasi atau pindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Sewaktu pemanasan berhenti elektron tersebut kembali ke tingkat energi awal , di sertai pancaran cahaya dalam bentuk foton atau paket energi dengan frekuensi atau panjang gelombang tertentu.

Dapat dilihat bahwa warna nyala yang diberikan logam dalam bentuk senyawa sama dengan warna nyala loga dalam bentuk unsur. Hal tersebut dapat dipahami dari tes nyala senyawa NaCl. Meski dalam fasa padat senyawa NaCl tersusun dari ion-ion Na+ dan Cl- , namun pada suhu tinggi akan menjadi atom Na dan Cl. Elektron elektron pada Na ini akan tereksitasi  dan kembali ketingkat energi awalnya dengan memancarkan cahaya dengan warna yang khas untuk logam Na.




VIII.            KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan warna masing-masing air abu dengan indikator alami mendekati warna air abu dengan air kapur (basa). Sehingga dapat di simpulkan bahwa sifat air abu adalah basa.

Kunyit
Bunga Karamunting
Kembang sepatu

Air Abu


Kuning Pudar

Coklat

Ungu

Larutan Cuka (asam)


Kuning terang

Merah Muda

Merah Terang

Air Kapur (basa)


Coklat Tua

Hijau Lumut

Hijau tua

Air Galon (netral)


Kuning Gelap

Coklat

Ungu














IX.                DAFTAR PUSTAKA















1 komentar:

  1. Kalau melihat tabel hasil pengamatan data air abu lebih mirip dengan data air galon ya?

    BalasHapus