II.
TUJUAN
PERCOBAAN :
-
Untuk
mengidentifikasi sifat air abu tanaman
-
Untuk
mengidentifikasi unsur hara pada abu tanaman
III.
DASAR
TEORI
Asam
Asam berasal dari bahasa latin, yaitu denfan ktaacidus yang artinya masam. Asam menurut Arrhenius adalah senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut air. Kekuatan asam ditentukan oleh banyak-sedikitnya ion hidrogen yang dihasilkan. Semakin banyak ion H+ yang dihasilkan, semakin kuat sifat asamnya.
Asam berasal dari bahasa latin, yaitu denfan ktaacidus yang artinya masam. Asam menurut Arrhenius adalah senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut air. Kekuatan asam ditentukan oleh banyak-sedikitnya ion hidrogen yang dihasilkan. Semakin banyak ion H+ yang dihasilkan, semakin kuat sifat asamnya.
Sifat asam
Suatu zat dapat dikatakan asam apabila zat tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Memiliki rasa asam/masam/kecut jika dikecap.
b. Menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air.
c. Memiliki pH kurang dari 7 (pH < 7).
d. Bersifat korosif, artinya dapat menyebabkan karat pada logam.
e. Jika diuji dengan kertas lakmus, mengakibatkan perubahan warna sebagai
berikut.
Suatu zat dapat dikatakan asam apabila zat tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Memiliki rasa asam/masam/kecut jika dikecap.
b. Menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air.
c. Memiliki pH kurang dari 7 (pH < 7).
d. Bersifat korosif, artinya dapat menyebabkan karat pada logam.
e. Jika diuji dengan kertas lakmus, mengakibatkan perubahan warna sebagai
berikut.
·
Lakmus biru -> berubah menjadi warna merah.
·
Lakmus merah -> tetap berwarna merah
f.
Menghantarkan arus listrik.
g. Bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen.
g. Bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen.
Pengelompokan asam
Berdasarkan kekuatannya, asam itu terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Asam kuat, yaitu asam yang banyak menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya).
b. Asam lemah, adalah asam yang sedikit menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (hanya terionisasi sebagian).
Berdasarkan kekuatannya, asam itu terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Asam kuat, yaitu asam yang banyak menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya).
b. Asam lemah, adalah asam yang sedikit menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (hanya terionisasi sebagian).
Basa
Basa menurut Arrhenius ialah senyawa yang terlarut dalam air yang sudah menghasilkan ion hidroksida (OH). Semakin banyaknya jumlah ion OH yang dihasilkan, maka semakin kuat lah sifat basanya. Basa juga dapat menetralisasikan asam (H+) dan menghasilkan air (H20
Basa menurut Arrhenius ialah senyawa yang terlarut dalam air yang sudah menghasilkan ion hidroksida (OH). Semakin banyaknya jumlah ion OH yang dihasilkan, maka semakin kuat lah sifat basanya. Basa juga dapat menetralisasikan asam (H+) dan menghasilkan air (H20
Karakteristik basa
Suatu zat dapat dikatakan basa jika zat tersebut punya sifat sebagai berikut.
a. Rasanya itu Pahit dan terasa licin pada kulit.
b. Apabila dilarutkan dalam air zat tersebut akan akan menghasilkan ion OH”.
c. Memiliki pH di atas 7 (pH > 7).
d. Bersifat elektrolit.
e. Jika diuji menggunakan kertas lakmus akan memberikan hasil sebagai berikut.
Suatu zat dapat dikatakan basa jika zat tersebut punya sifat sebagai berikut.
a. Rasanya itu Pahit dan terasa licin pada kulit.
b. Apabila dilarutkan dalam air zat tersebut akan akan menghasilkan ion OH”.
c. Memiliki pH di atas 7 (pH > 7).
d. Bersifat elektrolit.
e. Jika diuji menggunakan kertas lakmus akan memberikan hasil sebagai berikut.
•
Lakmus merah -> berubah warnanya menjadi biru.
• Lakmus biru -> tetap berwarna biru
• Lakmus biru -> tetap berwarna biru
f.
Menetralkan sifat asam.
Pengelompokan basa
Berdasarkan kemampuan melepaskan ion OH”, basa dapat terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Basa kuat, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH dalam jumlah yang besar. Basa kuat biasanya disebut dengan istilah kausatik. Contohnya kayak Natrium hidroksida, Kalium hidroksida, dan Kalsium hidroksida.
b. Sedangkan Basa lemah, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH” dalam jumlah kecil.Contohnya kayak ammonia.
Berdasarkan kemampuan melepaskan ion OH”, basa dapat terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Basa kuat, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH dalam jumlah yang besar. Basa kuat biasanya disebut dengan istilah kausatik. Contohnya kayak Natrium hidroksida, Kalium hidroksida, dan Kalsium hidroksida.
b. Sedangkan Basa lemah, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH” dalam jumlah kecil.Contohnya kayak ammonia.
Derajat
Keasaman dan Kebasaan (pH dan pOH)
-
pH = - log (H+)
Analog dengan pH, konsentrasi ion OH– juga
dapat dinyatakan dengan cara yang sama, yaitu pOH (Potenz Hydroxide) dinyatakan
dengan persamaan berikut.
-
pOH = - log (OH-)
Derajat keasaman suatu zat (pH)
ditunjukkan dengan skala 0—14.
a. Larutan dengan pH < 7 bersifat asam.
b. Larutan dengan pH = 7 bersifat netral.
c. Larutan dengan pH > 7 bersifat basa.
a. Larutan dengan pH < 7 bersifat asam.
b. Larutan dengan pH = 7 bersifat netral.
c. Larutan dengan pH > 7 bersifat basa.
INDIKATOR
Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan
larutan, asamatau basa, atau netral. Alearts dan Santika (1984) melampirkan
beberapaindikator dan perubahannya pada trayek PH tertentu, kegunaan
indikatorini adalah untuk mengetahui berapa kira-kira PH suatu larutan.
Berikut ini ragam indikator.
- Indikator alami (terbuat dari zat warna alami tumbuhan)
Indikator alami hanya bisa menunjukkan apakah zat tersebut bersifat asam atau basa, tetapi tidak dapat menunjukan nilai pH-nya.
Indikator alami hanya bisa menunjukkan apakah zat tersebut bersifat asam atau basa, tetapi tidak dapat menunjukan nilai pH-nya.
- Indikator sintetis
a. Kertas lakmus. Indikator lakmus tidak dapat menunjukkan nilai pH, tetapi hanya mengidentlfikasikan apakah suatu zat bersifat basa atau asam. Jika lakmus berwarna merah berarti zat bersifat asam dan jika lakmus berwarna biru berarti lakmus bersifat basa.
a. Kertas lakmus. Indikator lakmus tidak dapat menunjukkan nilai pH, tetapi hanya mengidentlfikasikan apakah suatu zat bersifat basa atau asam. Jika lakmus berwarna merah berarti zat bersifat asam dan jika lakmus berwarna biru berarti lakmus bersifat basa.
- Indikator
universal
yakni indikator yang punya warna standar yang berbeda
untuk setiap nilai pH 1 - 14. Fungsi indikator universal adalah untuk memeriksa
derajat keasaman (pH) suatu zat secara akurat. Mat yang termasuk indikator
universal adalah pH meter yang menghasilkan data pembacaan indikator secara
digital.
- Indikator, Skala Keasaman dan Kebasaan
Indikator adalah senyawa kompleks yang bisa bereaksi dengan asam dan basa. Indikator digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu zat bersifat asam atau basa. Selain itu, indikator juga digunakan untuk mengetahui titik tingkat kekuatan asam atau basa. Skala keasaman dan kebasaan ditunjukkan oleh besar-kecilnya nilai pH yang skalanya dari 0 sampai dengan 14. Semakin kecil nilai pH maka senyawa tersebut semakin asam. Sebaliknya, semakin besar nilai pH maka senyawa tersebut semakin bersifat basa.
Indikator dapat terbuat dari zat warna alami tanaman atau dibuat secara sintetis di laboratorium. Syarat dapat atau tidaknya suatu zat dijadikan indikator asam-basa adalah bisa terjadi perubahan warna apabila suatu indikator diteteskan pada larutan asam atau basa.
Indikator adalah senyawa kompleks yang bisa bereaksi dengan asam dan basa. Indikator digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu zat bersifat asam atau basa. Selain itu, indikator juga digunakan untuk mengetahui titik tingkat kekuatan asam atau basa. Skala keasaman dan kebasaan ditunjukkan oleh besar-kecilnya nilai pH yang skalanya dari 0 sampai dengan 14. Semakin kecil nilai pH maka senyawa tersebut semakin asam. Sebaliknya, semakin besar nilai pH maka senyawa tersebut semakin bersifat basa.
Indikator dapat terbuat dari zat warna alami tanaman atau dibuat secara sintetis di laboratorium. Syarat dapat atau tidaknya suatu zat dijadikan indikator asam-basa adalah bisa terjadi perubahan warna apabila suatu indikator diteteskan pada larutan asam atau basa.
- pH Meter
Pengujian sifat larutan asam basa dapat juga menggunakan pH meter. Penggunaan alat ini dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan diuji, pada pH meter akan muncul angka skala yang menunjukkan pH larutan.
Pengujian sifat larutan asam basa dapat juga menggunakan pH meter. Penggunaan alat ini dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan diuji, pada pH meter akan muncul angka skala yang menunjukkan pH larutan.
IV.
ALAT
DAN BAHAN
a. Alat
Alat
|
Ukuran
|
Jumlah
|
Kaleng
|
|
|
Gelas kimia
|
a.
50 ml
b.
200 ml
|
2 buah
2 buah
|
Spatula
|
|
1 buah
|
Lumpang
|
|
2 buah
|
Alu
|
|
1 buah
|
Tabung reaksi
|
|
4 buah
|
Corong
|
|
1 buah
|
Plat tetes
|
|
1 buah
|
Gelas Ukur
|
a.
10 ml
b.
50 ml
|
1buah
1 buah
|
b. Bahan
Bahan (ekstraksi)
|
Jumlah (ml)
|
Jumlah (tetes)
|
Bunga
Karamunting
|
4 ml
|
8 tetes
|
Kunyit
|
4 ml
|
8 tetes
|
Kembang sepatu
|
4 ml
|
8 tetes
|
Abu Tanaman
|
4 ml
|
15 tetes
|
Kapur Sirih
|
4 ml
|
15 tetes
|
Cuka
|
4 ml
|
15 tetes
|
Air galon
|
4 ml
|
15 tetes
|
V.
CARA
KERJA
1.
Membakar
sampah organik (serpihan kayu) sampai menjadi abu.
2.
Memasukkan
abu hasil pembakaran dalamm wadah kaleng
3.
Mencampurkan
abu dengan air dengan perandingan 1:2
4.
Mengendapkan
larutan selama 1 malam
5.
Menyaring
filtrat dengan endapannya , kemudian menguji dengan indikator alami seperti
bunga karamunting , bunga sepatu , dan kunyit
6.
Amati
warna dan tentukan sifat filtrat abu tersebut.
7.
Sebagai
perbandingan untuk menentukan sifat larutan , dapat di buat dengan larutan asam
cuka , larutan basa (air kapur) , dan larutan netral (air galon)
8.
Filtrat
yang masih tersisa kemudian diuapkan , jika terdapat endapan , lakukan uji nala
dengan cara membakar endapan , amati warna pembakaran.
VI.
HASIL
PENGAMATAN
UJI
AIR ABU
No.
|
Perlakuan
|
Warna
|
1
|
Air abu
|
Bening
|
2
|
Air galon
|
Bening
|
3
|
Air kapur
|
Putih keruh
|
4
|
Air cuka
|
Bening
|
5
|
Indikator bunga
karamunting
|
Ungu tua
|
6
|
Indikator kembang
sepatu
|
Ungu muda
|
7
|
Indikator kunyit
|
Kuning tua
|
Setelah dilakukan uji asam basa
|
Kunyit
|
Bunga Karamunting
|
Kembang sepatu
|
Air Abu
|
Kuning Pudar
|
Coklat
|
Ungu
|
Larutan Cuka
(asam)
|
Kuning terang
|
Merah Muda
|
Merah Terang
|
Air Kapur (basa)
|
Coklat Tua
|
Hijau Lumut
|
Hijau tua
|
Air Galon
(netral)
|
Kuning Gelap
|
Coklat
|
Ungu
|
Gambar hasil pengamatan :
(gambar 1.1)
UJI NYALA
(gambar 1.2)
Di
bandingkan dengan Natrium Klorida yang di percikan ke api kompor
(gambar
1.3)
VII.
PEMBAHASAN
DAN ANALISIS DATA
Pada percobaan mengenai pembuktian
asam basa dan unsur hara pada abu tanaman kali ini , melalui beberapa proses
/langkah kerja.
Pertama-tama membakar sampah organik
dalam hal ini serbuk kayu hingga menjadi abu, kemudian setelah menjadi abu ,
dimasukkan ke dalam wadah kaleng.
Abu tersebut di campurkan dengan air
(perbandingan 1:2) , lalu kemudian larutan di endapkan selama satu malam.
Menyaring filtrat dengan endapannya ,
kemudian menguji dengan indikator alami seperti bunga karamunting, kembang
sepatu , dan kunyit. Mengamati perubahan warnanya dan menentukan sifat filtrat
abu tersebut. Sebagai perbandingan untuk menentukan sifat abu tersebut
digunakan juga larutan asam (cuka) , air kapur (basa) , dan air galon (netral).
Filtrat yang masih tersisa kemudian
diuapkan , jika terdapat endapan , lakukan uji nyala dengan membakar endapan.
Percobaan terbagi menjadi beberapa
tahap , yakni di saat beberapa di antara anggota kelompok sedang menyaring
filtrat air abu , yang lain melakukan pengekstrasian indikator alami.
Cara kerja nya ada lah pertama-tama
menghaluskan indikator alami tersebut (bunga karamunting, kembang sepatu ,
kunyit) menggunakan lumpang dan alu.
Lalu kemudian menambahkan sedikit air
pada indikator, kemudian menyaringnya untuk mendapatkan filtrat/ekstrak dari
indikator tersebut.
Saat filtrat dari indikator alami dan
air abu yang sudah di saring telah didapat, kemudian adalah meneteskan air abu ,
larutan asam (cuka) , larutan basa (air kapur) dan larutan netral(air galon) masing-masing
4 tetes pada plat tetes, setelah itu , dilanjutkan penetesan filtrat indikator
alami.
Kemudian di tunggu beberapa saat
hingga terjadi perubahan warna.
Setelah terjadi perubahan warna, di
perhatikan trayek warna air abu.
Berdasarkan pengamatan warna , air
abu mendekati dengan warna air kapur (basa) , dengan ini dapat di simpulkan
bahwa sifat dari air abu adalah basa . (gambar 1.1)
Jika dikaitkan pada kehidupan
sehari-hari inilah mengapa di wilayah Kalimantan Tengah , Palangkaraya
khususnya , tanaman yang di tanam pada tanah bekas bakaran sampah organik akan
tumbuh subur. Tanah gambut yag ber-pH >4,5 bersifat asam dan ada beberapa
karakteristik tumbuhan yang tidak dapat tumbuh pada tanah yang ber-pH asam ,
ada nya abu dari bakaran sampah organik yang telah di ketahui bersifat basa lah
yang mempengaruhi hal tersebut.
Tanah bekas bakaran subur di
karenakan memiliki tingkat bahan organik yang tinggi
Abu tersebut mampu memacu pertumbuhan
bibit pada daerah yg kadar asamnya tinggi (gambut) dgn cara menebarkan abu di
permukaan tanah.
Kemudian berdasarkan
langkah kerja terakhir, filtrat yang masih tersisa diuapkan, dan terdapat
endapan kemudian kita uji nyala dengn cara membakar endapan, warna api yang
terlihat adalah kuning dan terdapat sedikit percikan. Hal tersebut dikarenakan
abu tanaman mengandung karbon dan kalium (logam alkali gol.IA)
Logam alkali memiliki sifat sangat reaktif. Logam alkali mempunyai
spektrum emisi warna. Karena itulah ketika abu tanaman dipanaskan di atas nyala
api, maka akan tampak warna kuning.
Selanjutnya
dalam praktikum ini juga menguji warna nyala NaCl dengan langkah kerja kristal
halus NaCl di percikan ke atas kompor yang menyala lalu kemudian di amati
perubahan warna yang terjadi. Perubahan yang terjadi adalah awalnya api kompor
berwarna biru , lalu setelah di percikan NaCl ke atasnya , terjadi perubahan
warna yaitu nyala api kompor berubah menjadi biru ke kuningan.
Warna nyala dihasilkan dari pergerakan elektron dalam
ion-ion logam yang terdapat dalam senyawa.Sebagai contoh, sebuah ion natrium
dalam keadaan tidak tereksitasi memiliki struktur 1s22s22p6.
Jika dipanaskan, elektron-elektron akan mendapatkan
energi dan bisa berpindah ke orbital kosong manapun pada level yang lebih
tinggi – sebagai contoh, berpindah ke orbital 7s atau 6p atau 4d atau yang
lainnya, tergantung pada berapa banyak energi yang diserap oleh elektron
tertentu dari nyala.
Karena sekarang elektron-elektron berada pada level
yang lebih tinggi dan lebih tidak stabil dari segi energi, maka
elektron-elektron cenderung turun kembali ke level dimana sebelumnya mereka
berada – tapi tidak musti sekaligus.
Sebuah elektron yang telah tereksitasi dari level 2p
ke sebuah orbital pada level 7 misalnya, bisa turun kembali ke level 2p
sekaligus. Perpindahan ini akan melepaskan sejumlah energi yang dapat dilihat
sebagai cahaya dengan warna tertentu.
Akan tetapi, elektron tersebut bisa turun sampai dua
tingkat (atau lebih) dari tingkat sebelumnya. Misalnya pada awalnya di level 5
kemudian turun sampai ke level 2.
Masing-masing perpindahan elektron ini melibatkan
sejumlah energi tertentu yang dilepaskan sebagai energi cahaya, dan
masing-masing memiliki warna tertentu.
Sebagai akibat dari semua perpindahan elektron ini,
sebuah spektrum garis yang berwarna akan dihasilkan. Warna yang anda lihat
adalah kombinasi dari semua warna individual.
Besarnya lompatan/perpindahan elektron dari segi
energi, bervariasi dari satu ion logam ke ion logam lainnya. Ini berarti bahwa
setiap logam yang berbeda akan memiliki pola garis-garis spektra yang berbeda,
sehingga warna nyala yang berbeda pula.
Unsur Na yang berasal dari
NaCl merupakan logam alkali yang memiliki sifat karakteristik warna nyala ,
ketika NaCl (garam dapur) di panaskan di atas nyala api warna api “kuning”. Hal
ini di karenakan struktur atom Na tersusun dari inti yang dikelilingi oleh
elektron-elektron. Elektron-elektron berada pada keadaan diskrit. Apabila atom
Na di panaskan, elektron dapat tereksitasi atau pindah ke tingkat energi yang
lebih tinggi. Sewaktu pemanasan berhenti elektron tersebut kembali ke tingkat
energi awal , di sertai pancaran cahaya dalam bentuk foton atau paket energi
dengan frekuensi atau panjang gelombang tertentu.
Dapat
dilihat bahwa warna nyala yang diberikan logam dalam bentuk senyawa sama dengan
warna nyala loga dalam bentuk unsur. Hal tersebut dapat dipahami dari tes nyala
senyawa NaCl. Meski dalam fasa padat senyawa NaCl tersusun dari ion-ion Na+
dan Cl- , namun pada suhu tinggi akan menjadi atom Na dan Cl.
Elektron elektron pada Na ini akan tereksitasi
dan kembali ketingkat energi awalnya dengan memancarkan cahaya dengan
warna yang khas untuk logam Na.
VIII.
KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan warna masing-masing air
abu dengan indikator alami mendekati warna air abu dengan air kapur (basa).
Sehingga dapat di simpulkan bahwa sifat air abu adalah basa.
|
Kunyit
|
Bunga Karamunting
|
Kembang sepatu
|
Air Abu
|
Kuning Pudar
|
Coklat
|
Ungu
|
Larutan Cuka (asam)
|
Kuning terang
|
Merah Muda
|
Merah Terang
|
Air Kapur (basa)
|
Coklat Tua
|
Hijau Lumut
|
Hijau tua
|
Air Galon (netral)
|
Kuning Gelap
|
Coklat
|
Ungu
|
IX.
DAFTAR PUSTAKA
Kalau melihat tabel hasil pengamatan data air abu lebih mirip dengan data air galon ya?
BalasHapus